YATEFA dan Dinas Perkebunan Fakfak Kolaborasi, Wujudkan Harapan Petani Kopi di Kampung Sipatnanam

by : Tim Redaksi

tagarutama.com, Fakfak – Sebuah langkah nyata untuk pemberdayaan masyarakat kembali hadir di Fakfak. Yayasan Lentera Henggi Fakfak (YATEFA) bersama Dinas Perkebunan Fakfak memulai pendampingan budidaya Kopi Robusta di Kampung Sipatnanam, Minggu (15/12/2024). Inisiatif ini diwujudkan dengan membuka lahan seluas 2 hektare dan menanam 1.200 bibit Kopi Robusta, sebagai upaya mendorong potensi pertanian lokal sekaligus memperkuat perekonomian masyarakat setempat.

Ketua YATEFA, Amirudin Tuturop, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari rencana aksi yayasan yang telah dirancang beberapa tahun lalu. “Misi ini akhirnya terealisasi pada tahun 2024. Kami mendampingi Kelompok Petani Kopi Temonggkwaha di Kampung Sipatnanam untuk memulai budidaya Kopi Robusta. Ini adalah langkah awal dari banyak program pemberdayaan yang kami rencanakan di sektor perikanan, pertanian, dan perkebunan,” ungkap Amirudin.

Amirudin menegaskan pentingnya kolaborasi antara yayasan dan pemerintah daerah dalam upaya pemberdayaan masyarakat. “Kami percaya bahwa pemberdayaan masyarakat, terutama kelompok-kelompok yang jarang tersentuh, adalah kunci untuk menciptakan perubahan positif. Ini juga menjadi upaya mengurangi ketimpangan sosial dan membangun masyarakat yang lebih mandiri serta berdaya saing,” tambahnya.

Baca Juga : Fakfak Jadi Magnet Edukasi Pala, 15 Pekebun Teluk Bintuni Berguru Teknik Budidaya Pala Tomandin

Ia juga mengapresiasi peran Dinas Perkebunan Fakfak dalam mendukung inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan Dinas Perkebunan Fakfak yang telah menyediakan bibit dan bersedia berkolaborasi dalam penguatan masyarakat petani. Pendampingan seperti ini sangat diperlukan agar petani dapat mengelola kebun mereka dengan lebih produktif dan berdaya,” kata Amirudin.

Pola Pendampingan adalah Kunci

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, yang turut hadir dalam proses penanaman di Kampung Sipatnanam, menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif YATEFA. Ia menekankan pentingnya pola pendampingan dalam pengembangan kelompok tani.

“Kami mendukung penuh inisiatif ini dengan menyediakan bibit kopi dan melibatkan Tim Gertak (Gerakan Tanam Kebun Bibit) untuk membantu edukasi petani. Pola pendampingan seperti ini sangat penting untuk mendorong penguatan kelompok masyarakat, memberikan keterampilan baru, dan meningkatkan pengetahuan mereka,” ujar Widhi.

Kelompok Petani Temonggkwaha merasa terbantu dengan pendampingan dari YATEFA dan Dinas Perkebunan Fakfak dan optimis kebun kopi ini akan memberikan hasil yang baik di masa depan.
Kelompok Petani Temonggkwaha merasa terbantu dengan pendampingan dari YATEFA dan Dinas Perkebunan Fakfak dan optimis kebun kopi ini akan memberikan hasil yang baik di masa depan.

Widhi juga menyoroti bahwa pendampingan yang konsisten dapat membantu petani mengubah cara pandang mereka terhadap pengelolaan kebun. “Dengan pendampingan yang terarah, masyarakat akan lebih memahami cara merawat kebun agar lebih produktif. Hal ini juga mendorong pemberdayaan ekonomi sehingga masyarakat lebih mandiri dan berdaya,” tambahnya.

Menurut Widhi, kolaborasi seperti ini dapat menjadi model pengembangan perkebunan di Fakfak. “Kami berharap pola ini memberikan dampak positif, tidak hanya bagi kelompok tani Temonggkwaha, tetapi juga bagi pengembangan perkebunan di wilayah Fakfak secara keseluruhan,” tutupnya.

Harapan untuk Masa Depan

Program pendampingan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan signifikan dalam sektor perkebunan di Kampung Sipatnanam. Dengan kombinasi dukungan dari pemerintah dan yayasan, para petani kopi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kebun mereka sekaligus memperbaiki taraf hidup masyarakat sekitar.

Kelompok Petani Temonggkwaha menyambut baik pendampingan ini. Salah satu anggota kelompok menyampaikan, “Kami merasa terbantu dengan pendampingan dari YATEFA dan Dinas Perkebunan Fakfak. Dengan ilmu dan bibit yang diberikan, kami optimis kebun kopi ini akan memberikan hasil yang baik di masa depan.”

Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dan pendampingan yang tepat dapat menciptakan perubahan positif bagi masyarakat, sekaligus memperkuat potensi lokal untuk berkembang di era yang terus berubah.(TU.01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *