Penulis: Ishar Hafid
tagarutama.com, Fakfak – Pada era modern saat ini peran ayah sangat penting untuk mengawal perkembangan anak, terlebih dengan peningkatan teknologi yang semakin pesat, ayah modern dituntut untuk pandai membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Pakar psikolog Mira Amir menyarankan agar ayah pandai membagi waktu dan tetap memprioritaskan keluarga.
Pakar parenting Irwan Rinaldi menyampaikan disaat webinar tentang ayah mengatakan bahwa setiap ayah dapat meluangkan waktu untuk mengasuh anak meskipun ayah bekerja seharian penuh, salah satu kuncinya adalah berkualitas meskipun terbatas.
Bagi seorang ayah ada 2 hal yang harus dipersiapkan sebagai bekal ayah untuk menjaga kualitas waktu bersama anak, yaitu:
1. Mengenali dan memahami Kondisi Ayah
Mengenali dan memahami kondisi ayah mengandung arti bahwa seorang ayah harus mengenali kondisi ayah baik secara Fisik dan Non Fisik.
2. Mengenali dan memahami Kondisi Anak
Artinya bahwa setiap ayah harus mengenali dan memahami kebutuhan dasar dan perkembangan anak.
Kedua hal diatas dilakukan agar ayah dapat memahami :
1. Cara mencintai diri sendiri
2. Sebagai bentuk rasa syukur terhadap diri sendiri.
3. Ayah akan menjadi pribadi yang senantiasa bersabar
4. Agar ayah dapat mengukur kemampuan dan keterbatasan ayah dalam menjaga kualitas waktu bersama anak.
5. Agar Ayah dapat menghargai anak dengan semua potensi tumbuh kembangnya anak.
Baca juga: Manajemen stress dan emosi dalam pengasuhan
Saat ayah membangunkan anak dipagi hari untuk sekolah, ayah yang tidak mengenali kondisi anak maka yang terjadi adalah bentrok atau marah akibatnya anak akan merasa harga dirinya hilang. Pakar parenting Irwan Rinaldi menilai bahwa inti dari tumbuh kembangnya anak adalah persoalan harga diri.
Mari kita memulai dengan mengenali dan memahami kondisi ayah. Mengenali dan memahami Kondisi ayah kita bagi menjadi 2 bagian yaitu kondisi Fisik dan Non Fisik. Kenapa begitu penting?
Penting untuk ayah mengenali kondisi fisik sebagai contoh ayah itu orangnya gampang marah, emosian atau tidak sabar. Nah, ketika ayah mengenali kondisi ayah tersebut maka yang akan ayah lakukan adalah mencoba meredakan amarah ayah dengan mundur sebentar dan mengalihkan proses pengasuhan sejenak kepada pasangan kita. Coba ayah contohkan dirumah. Saat anak lagi bermain dan kondisi ruangan berantakan padahal ayah lagi capek, awalanya ayah menerima kondisi anak sambil ayah nasehatin anak. Namun respon anak tidak mau menerima, berkali-kali ayah nasehatin dan arahkan tetap saja si anak belum merespon dengan baik, maka saat api kemarahan telah sampai di ubun-ubun cobalah ayah mundur. Ayah sampaikan ke pasangan sejati ayah. Bun, ayah ni lagi emosian, ayah mundur sebentar untuk meredahkan api yang ada diubun-ubun ayah. Sehabis redah api ini ayah balik lagi. Ini contoh yang boleh ayah lakukan. Ayah boleh improve karena yang lebih tau kondisi adalah ayah sendiri.
Mengenal dan memahami Kondisi Fisik ayah yaitu:
1. Mengenali kondisi Fisik sebagai Stimulasi atau amunisi.
Saat umur anak 0-7 tahun saat penting untuk ayah menyiapkan fisik ayah karena pada saat usia anak tersebut ayah akan banyak menggunakan fisik sebagai stimulan atau amunisi. Oleh karena hal itu ayah harus selalu menyiapkan fisik tetap prima dengan rajin berolahraga. Contoh saat anak ingin bermain gulat maka ayah secara fisik harus siap untuk berguling, jatuh dan terpental seolah anak memiliki kekuatan super. Sayang sekali jika ayah tidak memanfaat momen-momen seperti ini. Usia 0-7 tahun dalam ilmu parenting sebagai the Golden momen.
2. Mengenali kondisi Fisik untuk simulasi
Biasanya ini adalah khusus untuk anak di usia 8 – 15 tahun. Dimana anak tidak lagi mengambil pelajaran berupa cerita, anak akan berusaha mencari role model. Contoh anak senang dengan tontonan bola dan melihat sosok Cristiano Ronaldo atau Messi. Maka anak itu akan melihat Cristiano Ronaldo atau Messi sebagai role model dia. Oleh sebab itu ayah harus mengenalkan atau mengajak anak keluar yang bersentuhan langsung dengan contoh atau role model yang ingin ayah kenalkan kepada anak agar membekas dan menjadi habit atau kebiasaan. Misalnya, Ayah ingin mengenalkan sosok ayah yang dermawan atau suka bersedekah, maka yang dilakukan ayah adalah mengajak anak keluar dan memperlihatkan bagaimana ayah memberikan sedekah kepada fakir miskin yang ditemui, sambil menjelaskan kenapa ayah melakukan hal tersebut.
3. Mengenali kondisi Fisik untuk aksi
Untuk anak di atas 15 tahun biasanya lebih banyak atau lebih senang beraktivitas di luar rumah, oleh karena itu seorang ayah harus memiliki kondisi Fisik yang baik untuk mendampingi atau mengawasi tumbuh kembang anak.
Selanjutnya selain mengenali dan memahami kondisi fisik, ada juga yang harus disiapkan ayah yaitu mengenali dan memahami kondisi non Fisik. Nah apa yang harus kita periksa yaitu :
1. Memastikan Visi dan Misi dalam membangun Keluarga
Sebuah keluarga harus punya visi dan misi yang harus disiapkan. Jika dia berasal dari keluarga muslim sudah tentu memiliki visi dan misi membentuk keluarga yang harmonis, selamat dunia dan akhirat. Nah yang harus ayah lakukan adalah memastikan setiap pengasuhan yang ayah berikan pada anak mengandung pemahaman terhadap agama, dan mengajak kepada kebaikan. Nah itu yang harus ayah siapkan, apalagi ayah memiliki waktu yang sangat terbatas.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan ayah
Mengetahui kelebihan dan kekurangan itu penting untuk proses pengasuhan anak. Saat kita mengetahui kelebihan dan kekurangan ayah, maka ayah akan mampu mengoptimalkan waktu bersama anak.
3. Memahami Posisi Ayah
Ayah itu memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada ayah yang posisinya belum memiliki kemampuan dalam pengasuhan anak tetapi memiliki waktu yang luang. Ada ayah yang memiliki kemampuan akan tetapi tidak memiliki waktu yang luang. Ada juga ayah yang tidak memiliki kemampuan juga tidak memiliki waktu yang luang. Idealnya seorang ayah memiliki kemampuan dan waktu yang luang untuk mengasuh anak.
Untuk itu seorang ayah harus memahami posisinya dimana, sehingga dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan.
4. Jujurlah pada diri sendiriS
Seorang ayah harus mengetahui kelemahan dan kesulitan yang dihadapi saat pengasuhan anak. Jujur pada sendiri adalah penting untuk terus ditanamkan pada diri. Gunanya agar ayah melakuksa perbaikan diri secara terus menerus.
5. Pahami hak dan kewajiban sebagai ayah
Kewajiban ayah dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga, yang memenuhi kebutuhan lahir dan batin. Kebutuhan lahir seperti memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mencari nafkah, mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan kebutuhan lahiriah. Oleh karena peran ayah sebagai pemberi nafkah secara batin dalam hal ini dalam proses pengasuhan tidak bisa dikesampingkan dan semestinya menjadi prioritas.
6. Komitmen dan konsistensi
Langkah terakhir adalah ayah harus komitmen dan konsistensi atas apa yang telah ayah rencanakan.
Setelah ayah mengenali dan memahami kondisi ayah, selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengenali dan memahami kondisi anak. Menurut ahli parenting ayah Irwan Rinaldi bahwa Mengenali dan memahami kondisi anak dibagi menjadi 2 yaitu mengenali dan memahami kebutuhan dasar anak dan tumbuh kembang anak.
1. Mengenali dan memahami kebutuhan dasar anak
Mengenali dan memahami kebutuhan dasar anak terbagi menjadi 3 yaitu
1. Asuh yang berhubungan dengan kebutuhan fisik anak yaitu berupa kesehatan gizi, perawatan kesehatan dasar dan perawatan lingkungan
2. Asih yang berhubungan dengan kasih sayang pada anak yaitu Rasa cinta, aman dan kasih sayang yang berkaitan dengan kedekatan, dan pujian dan penghargaan yang berkaitan dengan kelekatan.
3. Asah yang berhubungan dengan Mental anak, yaitu terkait kebutuhan pemahaman agama, kemandirian, kecerdasan, akhlak, keterampilan, kreativitas, moral dan etika.
Baca juga: Kesehatan Mental Keluarga Sama Pentingnya Dengan Kesehatan Fisik
2. Mengenali dan memahami tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak dibagi menjadi beberapa tahap :
1. Bayi
Untuk anak bayi ayah perlu untuk melakukan stimulasi pada pendengaran dan penglihatan. Bagi ayah yang sibuk misalnya akan menyempatkan waktu untuk berbicara dengan bayi agar anak dapat mendengar suara ayah.
2. Balita
Untuk anak di usia balita, Ayah akan disibukkan dengan aktivitas fisik. Salah satu yang dapat ayah lakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil adalah dengan mengajak si Kecil belajar sambil bermain. Ini dikarenakan hal-hal yang menyenangkan akan lebih mudah diterima oleh si Kecil. Ajak si Kecil bereksplorasi, memecahkan masalah, dan belajar dari setiap kondisi yang akan dihadapi.
3. Pra Sekolah
Ayah yang sibuk senantiasa berusaha menyisihkan waktu. Untuk anak usia Pra sekolah diajarkan dasar-dasar untuk belajar di sekolah nanti. Misalnya, ia belajar tentang ukuran, warna, bentuk, atau arah. Hal ini akan menjadi modal dasar berprestasi di bidang akademis nantinya. Pada tahap Pra Sekolah ayah akan dituntut menjadi teman sebaya atau teman bermain karena anak usia pra sekolah 4 tahun ke atas, anak akan lebih banyak bermain dengan teman sebayanya.
4. Remaja
Pada usia anak remaja lebih banyak bersentuhan dengan pergaulan dunia luar. Disinilah ayah dituntut untuk menjadi role model yang tepat. Ayah sebaiknya mengajak anak remaja keluar sambil memberikan sentuhan nilai. Contohnya ayah ingin mengajarkan sikap tolong menolong, maka yang ayah lakukan adalah mengarahkan anak terlibat dalam aktivitas sosial.
5. Dewasa
Pada usia dewasa yang harus dilakukan ayah terhadap anak adalah menjadi pendengar atas pendapat mereka, Perbanyak diskusi dan berbicaralah dua arah.
Penting untuk mengenal dan memahami tahap tumbuh kembang anak karena didasarkan pada :
1. Anak itu bersifat unik sehingga ayah mesti tau betul tahap perkembangan anak agar ayah dapat meninggalkan kesalahan kesalahan pengasuhan yang dapat membentuk kepribadian buruk pada anak dikemudian hari.
2. Sangat penting bagi ayah untuk mengetahui pertumbuhan fisik, perkembangan spiritual, intelektual sosial dan emosional anak.
3. Agar ayah mengenal karakteristik anak sesuai tahapan usianya
4. Agar ayah menyiapkan cara penanganan terhadap bentuk stimulasi di usia dini, simulasi di usia transisi dan aksi di usia dewasa.
5. Agar ayah mampu memahami ilmu parenting dan mengetahui pola pengasuhan bersama ibu sebagai partner dalam pengasuhan anak.
Untuk itu yang harus ayah bekerja lakukan ditengah keinginan untuk menjadi ayah yang mampu dan memiliki waktu yang berkualitas untuk terlibat dalam pengasuhan anak yaitu:
1. Terlebih dahulu memantaskan hubungan spiritual, mendahulukan kekuatan spiritual, keyakinan kepada Allah Tuhan yang Maha Esa yang mengatur segala apa yang ada di dunia termasuk manusia yang ditugaskan sebagai khalifa di bumi.
2. Memantaskan hubungan pernikahan, menyiapkan fisik dan mental dalam membentuk keluarga dan memastikan bersama pasangan visi misi yang ingin dibentuk dalam keluarga.
3. Memantaskan ilmu dan waktu agar mengetahui dan mampu mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tahap tumbuh kembang anak.
Selanjutnya apa yang seharusnya dilakukan secara teknis supaya ayah dapat berkualitas meskipun terbatas :
1. Work Family Balance, dimana ayah tidak perlu mengorbankan pekerjaan tidak pula mengorbankan anak. Kita memberikan 100 persen kepada keduanya (No Discount) sebagaimana yang kita jelaskan di awal bahwa tugas dan tanggung jawab ayah adalah sebagai pemberi nafkah lahir dan batin buat anak. Untuk itu yang harus dilakukan ayah agar tetap work family balance yaitu memprioritaskan dan menghindari yang mengganggu work familiy balance caranya yaitu buat agenda tetap yang tidak dapat diubah. Contoh saat ayah telah dirumah ayah sudah menetapkan agenda bersama anak, pulang kantor ayah akan mendampingi anak, menyuapkan anak atau apa saja. Selanjutnya ayah ingat ketika ada hal-hal yang tidak penting ayah harus tidak segan-segan menolak agenda yang tidak penting tersebut, selalu memprioritaskan agenda bersama anak.
Selanjutnya jangan melupakan bahwa kita memiliki pasangan dan menganggap pasangan kita sebagai tim oleh karena dalam pengasuhan anak kita terbuka terhadap pasangan kita baik itu persoalan yang tidak dapat kita atas ataupun keberhasilan yang telah ayah lakukan.
2. Jaga dan tingkatkan harga diri anak, nah ayah ini yang harus ayah tau bahwa inti tumbuh kembang anak terletak pada harga dirinya terutama pada anak usia dini. Kenapa pada anak usia paud atau tk dianjurkan tidak boleh banyak perlombaan karena untuk menjaga harga diri anak.
Para ahli parenting menganjurkan agar pada usia dini terutama paud atau tk untuk tidak dianjurkan memberikan perlombaan dikarenakan pengaruhnya akan menghancurkan harga diri anak.
Terus bagaimana caranya menjaga dan meningkatkan harga diri terutama untuk ayah yang sibuk bekerja, yang harus ayah pekerja lakukan adalah :
1. kompak bersama pasangan dalam mengasuh.
2. Nada suara ayah direndahkan saat berkomunikasi dengan anak
3. Ekspresi wajah ayah yang menakjubkan saat bertemu dengan anak
4. Memperhatikan tindakan yang diberikan kepada anak.
5. Memilih kata-kata yang santun saat berkomunikasi dengan anak.
3. Tinggalkan kesan positif pada anak, ayah semestinya memberikan reaksi positif pada apa yang anak lakukan terutama pada hasil karya yang telah dibuat. Selanjutnya ayah mengutamakan koneksi sebelum koreksi, ayah akan berusaha untuk menyentuh hati anak sebelum mengoreksi atau menasehati kesalahan anak. Selanjutnya sering-seringlah ayah dermawan memberikan hadiah, pujian dan penghargaan kepada anak.
4. Tetapkan batas atau konsisten disiplin, ayah harus tegas dalam menentukan batas pekerjaan kantor, usahakan tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah sehingga ayah tidak mengorbankan waktu yang telah ditentukan bersama anak.
Selain itu anak-anak juga ingin memiliki waktu privasi untuk hal lainnya sehingga ayah harus mengetahui batas waktu yang tepat bersama anak. Misalnya anak remaja hanya membutuhkan waktu bersama ayah sejam, maka ayah harus konsisten dan disiplin dengan waktu tersebut karena bagaimana pun anak remaja butuh bersosialisasi dengan teman-teman mereka.
5. Ayah bekerja meluangkan waktu, buatlah jadwal waktu bersama dan disepakati.
6. Ayah selalu menjadi model yang terbaik bagi anak
7. Ayah harus fleksibel dalam gaya asuh, ada saatnya ayah memberikan gaya asuh sebagai orangtua, ada saatnya ayah berperan sebagai warrior atau entertainer.
8. Lakukan 3 hal penting yaitu hear me, hug me, dan trust me. Anak sangat perlu di dengar, perlu akan sentuhan kehangatan dan kepercayaan dari ayah.
9. Ayah mengakui segala kekurangan yang dimiliki dan ayah akan selalu berusaha memberikan yang istimewa ditengah ketidaksempurnaan ayah.