tagarutama.com, Manokwari – Senin (4/12/2025) Majelis Hukum dan HAM bersama Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Wilayah Aisyiyah Papua Barat menggelar kegiatan bertajuk “Strategi Literasi Digital untuk Meminimalkan Risiko Kejahatan Siber” di Aula Kampus Universitas Muhammadiyah Papua Barat (UMPB).
Kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya literasi digital dan keamanan dunia maya ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang dari mahasiswa hingga ibu rumah tangga.
Siti Fatimahtun Zahra, S.Sos., M.Pd., selaku Ketua Panitia, menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat perlu sadar tentang risiko-risiko siber. Ia menekankan bahwa meskipun dunia digital memberikan kemudahan, masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi ancaman seperti penipuan daring dan pencurian data.
“Masyarakat hari ini tidak hanya berperan di ranah domestik, tetapi juga aktif di ruang digital. Kemampuan untuk mengenali ancaman siber dan melindungi data pribadi menjadi kebutuhan mendesak,” ujarnya.
Nurhayati, S.H., S.Pd.I., selaku Pimpinan Wilayah Aisyiyah Papua Barat, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Aisyiyah untuk meningkatkan literasi digital serta memperkuat perlindungan terhadap data pribadi.
“Pemahaman tentang keamanan digital sangat relevan di tengah meningkatnya kasus penipuan daring, penyalahgunaan data pribadi, dan serangan siber yang semakin beragam.”
Dalam kegiatan tersebut disampaikan bahwa Setidaknya terdapat 5 (lima) langkah penting untuk mencegah kejahatan cyber yaitu (1) penggunaan kata sandi yang kuat atau unik, (2) pengamanan dua Faktor (Two-factor authentication), (3) Verifikasi Informasi untuk menghindari Phishing, (4) Pengelolaan privasi akun media sosial, dan (5) Melakukan cadangan data (Backup)
Salah satu peserta dari Universitas Muhammadiyah Papua Barat, Selly Rebeka Sumaili, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat baginya. “Sebagai mahasiswa, saya senang bisa mengikuti kegiatan ini karena banyak hal baru yang saya pelajari tentang dunia digital. Ternyata, literasi digital bukan hanya soal bisa menggunakan gawai atau media sosial, tetapi juga memahami risiko seperti penipuan daring dan pencurian data,” ujarnya. [Rls]









