tagarutama.com – Duka mendalam menyelimuti jagat sepak bola dunia. Superstar dan Maestro di era tahun 1952 hingga tahun 1977, pesepakbola asal Brasil, Edson Arantes do Nascimento alias Pele meninggal dunia dalam usia 82 tahun.
Berita ini pertama kali disampaikan oleh agen Pele pada kantor berita AP. Pele dinyatakan tutup usia di Rumah Sakit Albert Einstein di Sao Paulo, Brasil, Jumat (30/12/2022) dini hari WIB.
Pele dalam beberapa bulan belakangan ini intensif keluar masuk rumah sakit, “sejak tahun lalu sebelum Natal Pele dirawat dirumah sakit. Ia tengah berjuang sembuh dari kanker kolon, yang diidapnya sejak September 2021”, ujar Joe Fraga.
Pele disebut pesepakbola terbaik sepanjang sejarah. Sejarah sepakbola Dunia mencatat Ia satu-satunya pemain yang bisa memenangkan tiga gelar juara Piala Dunia, pada tahun 1958, 1962, dan 1970.
Pele memiliki catatan 97 caps untuk Timnas Brasil dan membukukan total 77 gol untuk Selecao -julukan timnas Brasil.
Baca juga: Umat Muslim Berduka, Ulama Kharismatik Dr. Yusuf al-qaradawi meninggal Dunia
Di level klub, Pele hanya membela klub Santos dan New York Cosmos. Total ia berhasil membuat 757 gol. Meski Santos mengklaim sang legenda sudah mencetak lebih dari 1000 gol.
Ketika bersama Santos, Pele pernah mengunjungi Indonesia. Peristiwa itu terjadi pada 1974.
Pele berkunjung ke Jakarta pada 9-11 Desember 1974. Ia datang sebagai superstar. Sebelum kedatangan ke Jakarta Pele telah mengangkat trofi Piala Dunia tahun 1970 yang digelar di Meksiko, Piala Dunia 1958 yang digelar di Swedia, dan Piala Dunia 1962 di Chili.
Kedatangan Pele ke Indonesia adalah bagian dari agenda tur ke sejumlah kota di negara-negara Asia. Pele juga dijadwalkan datang ke Tokyo, Hongkong, Bangkok, dan Singapura.
”Itu Pele bertemu Soeharto di sela kunjungan dua harinya ke Jakarta, 10 Desember 1974. Ini bagian dari lawatan sosial Pele ke timur Asia: Tokyo, Hongkong, Bangkok, Singapura, Jakarta,” tulis akun @potretlawas yang menyertakan foto Pele sedang bersama Presiden RI ke-2, Soeharto.
Kedatangannya di Jakarta disambut sangat meriah. Ketika itu pesawatnya mendarat di Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat.
Pele memiliki beberapa agenda di Jakarta. Selain dijadwalkan bertemu Presiden Soeharto, ia juga menggelar coaching clinic untuk pesepakbola muda Indonesia dari Yayasan Sekolah Sepak Bola di Stadion Utama Senayan. Namun agenda itu tak semuanya bisa digelar. Penyebabnya Pele jatuh sakit.
Sebelum bertemu Pak Harto, Pele yang sudah sakit diperiksa tim dokter Kepresidenan RI. Ia diperiksa sesaat sebelum bertemu Pak Harto di Gedung Utama Sekretariat Kabinet, komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 10 Desember 1974.
Pele bahkan disarankan tim dokter Kepresidenan untuk istirahat total hari itu hingga sore. Tujuannya agar agenda bertemu Pak Harto tidak batal.
Saat Pele bertemu Pak Harto, keduanya menyempatkan membahas kerja sama sepak bola dan ekonomi antara Indonesia dengan Brasil. Saat itu Pele sempat memuji bahan lateks untuk membuat bola buatan Indonesia sebagai yang terbaik di dunia.
Sebagai kenang-kenangan, Pele menyerahkan jersey sepak bola bernomor punggung 10 kepada Pak Harto. Ia juga memberikan sebuah medali khusus sebagai peringatan atas pengunduran dirinya dari pemain sepak bola profesional.
Setelah pertemuan bersama Soeharto, Pele membatalkan sejumlah agenda lainnya, termasuk acara coaching clinic di Senayan. Event itu tetap berjalan namun peran Pele digantikan pelatih Santos, Julio Mazzie.
Kunjuangan Pele ke Indonesia adalah kenangan manis Rakyat Indonesia bersama Pele, selamat Jalan Maestro Sepakbola.(tu/ffk)
1 komentar