tagarutama.com, Fakfak – Dinas Perkebunan Fakfak mendorong terus Papua Global Spies agar dapat mengekspor Pala Tomandin langsung dari Fakfak. Hal ini dibuktikan dengan dilakukan fasilitasi terpadu dengan mengundang stakeholder terkait yang berkaitan dengan ekspor pala seperti pihak Bea Cukai, Karantina, KSOP Fakfak, eksportir Papua Global Spies, Yayasan kaleka dan beberapa pelaku bisnis pala di Fakfak yang cukup terkenal.
Agenda rapat Fasilitasi terpadu ini dilaksanakan hari Selasa (3/09/2024) di ruang rapat Dinas Perkebunan dan dibuka langsung oleh Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT.
” Maksud digelarnya rapat konsolidasi ini yang bertujuan agar target ekspor pala dari Fakfak yang direncanakan akhir tahun 2024 nantinya bisa berjalan dengan baik dengan menginventarisasi berbagai kendala yang menjadi persyaratan mutlak ekspor dan juga memastikan mutu dan kualitas produk pala siap ekspor terjamin, standar produk, dukungan regulasi, packeging, mekanisme dalam ekspor, tata Kelola ekspor serta target produk pala siap ekspor dapat memenuhi”, ujar Plt. Kepala Dinas Perkebunan.
Sementara dalam acara ini, perwakilan dari bea cukai Alfian sangat mendukung penuh rencana ekspor langsung terhadap produk pala Fakfak apalagi pala telah menjadi komoditas unggulan daerah Fakfak. Minimal menjadi peluang pasar baru.
” Beberapa hal penting yang perlu didiskusikan adalah kendala ekspor kaitan dengan kontainer ekspor yang spesifik. Karena berbeda dengan kontainer biasa yang perlu komunikasi dengan pihak Karantina. Juga memperhatikan kriteria permintaan ekspor dari negara pemohon yang harus dipenuhi secara kontinyu. Pada prinsipnya kami dari pihak Bea Cukai akan melakukan pendampingan berkaitan dengan modul ekspor yang menjadi instruksi dan kode produk yang di ekspor”, Ujar Alfian.
Demikian pula dengan stakeholder lainnya yang memberikan masukan agar sebelum diekspor memperhatikan mutu produk dan kualitas pala selalu terjaga, produk pala yang dihasilkan tidak terdapat kandungan kimia atau pestisida, kestabilan produk dan produk tersebut telah diklasifikasikan sebagai produk yang sesuai standar.
Sementara dari Papua Global Spesies sebagai pihak eksportir yang diwakili oleh Hans Sahupala mengungkapkan bahwa, ” Kami selaku eksportir berharap agar rencana ekspor berupa fulli atau bunga pala yang telah tersedia sebanyak 5 ton siap untuk diekspor bersama dengan beberapa tonase produk biji pala yang akan diekspor pada bulan Nopember nanti. Hal ini tentu membutuhkan dukungan kolaborasi dengan pelaku bisnis pala yang lain, sehingga target pemenuhan ekspor dapat mencukupi sesuai dengan kualitas pala yang di minta oleh negara China”, ungkapnya.
Kaitan dengan masukan yang disampaikan oleh berbagai pihak di dalam rapat konsolidasi ini, Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak Widhi Asmoro Jati, ST, MT berharap agar untuk mencapai ekspor dari Fakfak membutuhkan komitmen bersama dari pelaku bisnis.
“Kalau harga jual pala di Surabaya sama dengan di Fakfak karena kebutuhan ekspor, untuk apa produk pala kita diperdagangkan antar pulau. Kita komitmen untuk penuhi target ekspor dulu sesuai dengan standar ekpor yang di minta dengan membangun kerjasama bersama dengan pelaku bisnis yang ada di Fakfak”, ujarnya.
Ia mengajak seluruh pelaku usaha pala agar dapat membantu dan bekerjasama dalam bisnis yang saling menguntungkan.
” Tanpa ada bentuk kerjasama bisnis, sangat sulit mencapai akses ke pasar, harusnya kita semua menangkap peluang ekspor ini”, ujar kepala Dinas Perkebunan”, ujar Widhi Asmoro Jati, ST. MT.
Baca Juga : Potensi Megathrust di Kabupaten Fakfak: Perlu Kewaspadaan dan Tanggap Bencana
Lanjutnya Ia sampaikan, ” Berharap adanya komitmen bersama dari para pelaku bisnis untuk menjaga kualitas usaha dan produk pala dengan memperhatikan standar untuk mencapai kualitas hasil pasca panen. Hal yang paling diingatkan kepada pelaku bisnis pala adalah dalam berbisnis juga harus membantu edukasi kepada Masyarakat penghasil pala”.
Cara-cara manual dalam membeli dan mengelola hasil pala sudah harus mengarah kepada bisnis yang berkualitas dan memperhatikan harga yang kompetitif dalam usaha. Pada akhirnya kita semua perlu memperhatikan pendapatan pekebun pala dengan memberikan harga yang sesuai pula untuk mereka.
Mestinya Pala tidak lagi dibeli dalam bentuk transaksi konvensional seperti harga pala mentah yang di beli dalam satuan 1.000 biji. Namun sudah berdasarkan ukuran timbangan kilogram atau harga sesuai dengan kuantitas dan kualitas produk. Sehingga Masyarakat pekebun pala pelan-pelan di edukasi untuk menjual pala mentah atau pala yang belum sempat di Kelola dalam produk yang benar-benar sudah memenuhi standar untuk di jual dalam kondisi tua dan berkualitas. Edukasi tersebut harus terus dilakukan kepada masyarakat terutama para pekebun pala guna meminimalisir pala muda yang di petik karena kualitas pala sangat berpengaruh terhadap harga.
Demikian pula ada edukasi kepada masyarakat pemilik pala untuk secara mandiri mengelola pala secara baik dan tepat dan memenuhi mutu kualitas untuk di jual mengurangi dari adanya kandungan Aflatoksin yang selama ini menjadi tantangan pala tomadin kita. (Tu.01)