tagarutama.com, Fakfak – Tradisi adat yang penuh makna kembali digelar masyarakat Teluk Ganasoba di Kampung Werfra, Distrik Furwagi. Melalui prosesi Buka Sasi Kerakera, masyarakat menandai dimulainya musim panen pala barat tahun 2025, Sabtu (11/10/2025).
Upacara adat yang digelar secara khidmat ini dihadiri oleh masyarakat dari Kampung Werfra, Twotkendik, dan Tanahamur. Kegiatan diprakarsai langsung oleh Kepala Kampung Werfra, Alfret Hindom, dan berlangsung dengan penuh rasa syukur serta kebersamaan. Iringan doa adat, tabuhan gong, dan prosesi pembukaan sasi adat menjadi simbol terbukanya izin panen yang selama ini dijaga melalui aturan adat.
Dalam sambutannya, Alfret Hindom menjelaskan bahwa Sasi Kerakera merupakan bentuk komitmen masyarakat Teluk Ganasoba untuk menjaga mutu dan kualitas pala Fakfak, khususnya jenis pala Tomandin yang telah dikenal luas.
“Sasi ini adalah kesepakatan masyarakat adat. Kami menjaga hasil bumi, khususnya pala, agar dipanen tepat waktu dan tetap berkualitas. Setelah sasi dicabut, barulah masyarakat diperbolehkan memanen hasilnya,” ujar Alfret Hindom.
Prosesi ini menjadi kelanjutan dari pemasangan sasi yang dilakukan pada 31 Agustus lalu. Selama masa sasi, masyarakat dilarang mengambil hasil pala sebelum waktu yang ditentukan. Dengan pencabutan sasi hari ini, larangan adat tersebut resmi dicabut dan masyarakat kini boleh memulai panen.
Upacara diawali dengan pertemuan di balai kampung yang disertai minum kopi bersama, lalu rombongan tokoh adat dan warga berjalan menuju lokasi pemasangan sasi di dekat jembatan kampung. Di sana, kepala adat bersama para tua-tua adat memimpin pembacaan doa adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan permohonan restu kepada Sang Pencipta.
Simbol sasi berupa janur dan anyaman daun kelapa kemudian diturunkan dan dilepas tanda bahwa larangan adat telah berakhir. Setelah prosesi selesai, masyarakat menggelar makan bersama sebagai wujud syukur atas hasil bumi yang akan segera dipanen. Kegiatan ini juga menjadi ajang mempererat tali persaudaraan antarwarga di Teluk Ganasoba.
Hadir pula dalam acara tersebut, Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, bersama jajaran dinas. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa buka sasi bukan sekadar tradisi, tetapi juga bagian penting dari kearifan lokal yang menjaga harmoni antara manusia dan alam.
“Buka sasi bukan hanya membuka musim panen, tetapi juga momentum sakral yang memperkuat hubungan manusia dengan alam dan roh leluhur. Tradisi ini adalah sistem kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun dan menjadi dasar pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” ungkap Widhi.
Baca Juga : Petani Pala Fakfak Kekurangan Fasilitas Pasca Panen, Dinas Perkebunan Dorong Dukungan Pemerintah
Ia juga menambahkan bahwa melalui prosesi sasi, masyarakat adat menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga tradisi, melestarikan lingkungan, dan merawat warisan budaya leluhur di tengah arus modernisasi.
“Atas nama Pemerintah Daerah, Bupati dan Wakil Bupati Fakfak menyampaikan penghormatan dan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat Teluk Ganasoba yang terus menjaga dan menghidupkan kembali tradisi buka sasi. Ini bagian dari upaya kita bersama menjaga mutu dan kualitas pala Fakfak yang menjadi kebanggaan daerah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Widhi menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Fakfak mendukung penuh pelestarian tradisi pasang dan buka sasi adat kerakera karena memiliki nilai ekologis dan ekonomi yang tinggi. Ia pun berpesan agar generasi muda Fakfak ikut menjaga dan meneruskan tradisi adat agar tidak hilang tergerus zaman.
“Tradisi sasi ini bukan hanya menjaga nilai ekonomi pala, tapi juga memperkuat jati diri dan budaya masyarakat Fakfak. Generasi muda harus ikut melestarikannya agar warisan leluhur kita tetap lestari,” tutupnya.
Dengan selesainya prosesi Buka Sasi Kerakera di Kampung Werfra, masyarakat Teluk Ganasoba kini resmi memulai panen pala barat tahun ini sebuah momen yang bukan hanya tentang hasil bumi, tetapi juga tentang rasa syukur, persaudaraan, dan penghormatan pada warisan adat yang terus hidup di tanah Fakfak. (TU.01)