tagarutama.com, Fakfak – Patut diacungi jempol inovasi yang dilakukan Ahmadi, salah satu pengepul pala Tomandin di Kampung Kwagas, Distrik Kayauni, Kabupaten Fakfak. Ia menunjukkan inisiatif dan kreativitas tinggi menjaga mutu dan kualitas fuli (bunga pala) di tengah keterbatasan lahan penjemuran, khususnya di area yang berdekatan dengan jalan umum. Langkah ini dilakukan dalam rangka menyambut musim panen pala barat yang diperkirakan tiba pada Oktober mendatang.
Di banyak sentra produksi pala, keterbatasan lahan menjadi tantangan tersendiri dalam proses penjemuran fuli. Apalagi jika lokasi penjemuran berada di lahan sempit di pinggir jalan, risiko kontaminasi debu, asap kendaraan, dan mikroba berbahaya seperti aflatoksin meningkat. Situasi ini menuntut solusi penjemuran yang efisien, higienis, hemat tempat, dan hemat biaya.
Ahmadi menjawab tantangan ini dengan membuat sistem penjemuran sederhana namun efektif. Ia memanfaatkan plastik UV transparan yang dirangkai dengan kerangka kayu, dilapisi bambu dan terpal untuk mencegah masuknya debu, serangga, dan hewan kecil tanpa menghambat sirkulasi udara dan cahaya matahari.
“Dengan cara ini, fuli pala tetap aman dari partikel pencemar, hemat ruang, dan proses keringnya lebih cepat,” jelas Ahmadi saat ditemui di lokasi penjemuran.
Fuli pala diletakkan di atas nampan anyaman bambu agar cepat kering dan terhindar dari kelembapan yang bisa memicu jamur. Penjemuran dilakukan pada pukul 09.00 – 15.00 WIT, saat sinar matahari maksimal. Pada malam hari atau ketika cuaca lembap, fuli segera diangkat dan disimpan di tempat kering dan bersih agar tidak menyerap uap air dari udara. Proses ini penting untuk mencegah pertumbuhan aflatoksin racun berbahaya yang bisa menurunkan kualitas fuli pala.
Dengan model ini, petani dan pelaku usaha kecil tetap bisa menghasilkan fuli pala berkualitas tinggi meski bekerja di ruang terbatas dan dekat sumber polusi.
Baca Juga : Dinas Perkebunan Fakfak Gelar Pelatihan Budidaya Pala di Teluk Bintuni, Perkuat Sinergi Antarwilayah
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT mengapresiasi inovasi yang dilakukan Ahmadi.
“Inisiatif pembuatan model penjemuran fuli pala di lahan sempit, khususnya di area yang berdekatan dengan jalan raya, merupakan langkah cerdas dan inovatif. Desain sederhana ini bisa melindungi fuli dari polusi udara, debu jalanan, asap kendaraan, serta mencegah kontaminasi mikroba dan aflatoksin. Kualitas fuli tetap bersih, cerah, dan aman dikonsumsi,” ujar Widhi.
Ia menambahkan, inovasi tersebut juga memberikan manfaat teknis, sosial, dan ekonomi.
“Selain meningkatkan higienitas dan keamanan produk, metode ini efisien memanfaatkan lahan sempit, hemat energi, ramah lingkungan, serta menggunakan bahan lokal yang murah dan mudah didapat. Dampaknya, mutu fuli menjadi lebih baik, harga jual meningkat, kepercayaan pasar terutama ekspor ikut naik. Inisiatif ini patut ditiru oleh pengepul dan petani pala lainnya,” tambah Widhi.
Menurutnya, langkah Ahmadi membuka peluang lebih besar bagi Fakfak untuk menuju sertifikasi mutu dan keamanan pala Tomandin yang selama ini menjadi kebanggaan daerah.
“Kami berharap semakin banyak pelaku usaha pala di Fakfak berinovasi agar daya saing komoditas unggulan kita terus meningkat,” tutupnya. (TU.01)