tagarutama.com, Tangerang – Ajang bergengsi Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung pada 15–19 Oktober di ICE BSD, Tangerang, menjadi momentum penting bagi pengembangan komoditas pala asal Fakfak, Papua Barat. Dalam pameran tersebut, Koperasi Myristica Fakfak, binaan Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) strategis dengan dua perusahaan nasional, yakni PT. Martina Berto dan PT. Inovasia Niaga Global.
Kerja sama ini menandai langkah besar dalam pengembangan produk turunan pala seperti lemak pala (nutmeg butter) dan manisan pala, yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi besar di pasar nasional maupun internasional.
Penandatanganan dilakukan oleh Ketua Koperasi Myristica Fakfak, Tasfiyanti Irianjati, S.Hut., M.M., di stand Pameran Provinsi Papua Barat yang difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Barat.
“Substansi MoU ini berfokus pada penyediaan pasokan lemak pala sebagai bahan substitusi mentega kakao, sekaligus memperluas kerja sama riset dan eksplorasi peluang bisnis berbasis komoditas unggulan Fakfak, yaitu pala,” ujar Tasfiyanti.
“Kami juga akan menggandeng kelompok kehutanan binaan lain agar mampu menghasilkan produk bernilai ekonomis dari potensi sumber daya lokal.”
Dalam rencana pembelian, harga lemak pala yang sebelumnya berkisar Rp930.000 per kilogram akan disesuaikan kembali berdasarkan jumlah pesanan, jenis kemasan, serta hasil uji laboratorium untuk menjamin standar kualitas produk.
Direktur PT. Martina Berto, Trianita Hesti, menyampaikan ketertarikan perusahaannya terhadap lemak pala sebagai bahan alami bernilai tinggi.
“Kami melihat potensi besar lemak pala sebagai bahan aktif dalam produk perawatan kulit berbasis green product. Selain ekonomis, bahan ini mendukung konsep keberlanjutan yang kami dorong,” tutur Hesti.
Sementara itu, perwakilan PT. Inovasia Niaga Global, Nining, mengungkapkan pihaknya akan fokus mengembangkan produk manisan pala premium untuk pasar domestik dan ekspor.
“Kami ingin menghadirkan cita rasa khas Fakfak dalam bentuk manisan pala berkualitas ekspor, yang mampu bersaing di pasar modern,” jelasnya.
Melalui kerja sama ini, Koperasi Myristica Fakfak akan memasok bahan baku pala yang telah memenuhi standar industri, sementara mitra perusahaan memberikan dukungan dalam bentuk teknologi, pelatihan, dan akses pasar yang lebih luas.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widhi Asmorojati, S.T., M.T., turut memberikan apresiasi atas langkah maju ini.
“Lemak pala tomandin merupakan hasil ekstraksi biji pala berkualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, makanan, dan farmasi. Kerja sama ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk memperkuat industrialisasi produk lokal dan meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan daerah,” ujarnya.
Ia menambahkan, sinergi antara koperasi dan dunia industri diharapkan dapat mendorong diversifikasi dan hilirisasi produk pala, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Fakfak.
Meski demikian, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi oleh Koperasi Myristica, antara lain peningkatan kapasitas alat produksi hasil hibah GEG, kualitas bahan baku dari petani, serta perbaikan sistem administrasi dan perizinan usaha.
“Kami terus mendorong peningkatan kapasitas petani, pembangunan rumah produksi, dan revitalisasi peralatan agar mampu memenuhi permintaan pasar berstandar industri,” pungkas Widhi optimis.
Kolaborasi strategis ini diharapkan menjadi langkah nyata Fakfak menuju pusat inovasi dan hilirisasi pala nasional, membawa harum nama daerah di kancah perdagangan global. (TU.01)