tagarutama.com, Fakfak – Komoditas pala terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu penopang utama perekonomian Kabupaten Fakfak. Hingga Agustus 2025, penerimaan retribusi daerah dari komoditas unggulan ini tercatat mencapai Rp 251.095.500, terhitung sejak Mei hingga Agustus.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, mengungkapkan capaian tersebut menunjukkan tren positif meskipun target tahunan belum sepenuhnya tercapai.
“Penerimaan retribusi ini menandakan adanya efektivitas dalam pengelolaan sekaligus pengawasan mutu pala. Meski masih jauh dari target, kontribusi yang diberikan sangat berarti bagi pendapatan asli daerah,” jelas Widhi.
Retribusi dipungut dengan kisaran tarif Rp200 hingga Rp1.000 per kilogram, tergantung jenis produk pala. Dari peredaran bibit pala Tomandin di dalam daerah, tercatat sebanyak 10.823 bibit pohon pala terjual, dengan kontribusi retribusi sebesar lebih dari Rp 10,8 juta.
Baca Juga : KAMMI Komisariat Fakfak Gelar Daurah Marhalah 1: Cetak Kader Visioner dan Berintegritas
Selain dari bibit, perdagangan antar pulau juga mencatat angka signifikan. Total hasil produksi pala sejak Januari hingga Agustus 2025 mencapai 1.272 ton lebih atau tepatnya 1.272.425 kilogram. Namun, pada bulan Agustus sendiri, volume yang berhasil terjual hanya 24,5 ton.
Widhi menjelaskan kondisi ini dipengaruhi siklus panen tahunan. “Saat ini aktivitas perdagangan antar pulau sedikit menurun karena stok sisa yang masih tersimpan. Panen utama pala barat baru akan dimulai sekitar bulan Oktober, sehingga produksi dalam jumlah besar diperkirakan masuk pada akhir tahun,” terangnya.
Meski hasil perdagangan sempat melambat, peredaran bibit pala bersertifikat justru meningkat. Hal ini menjadi pertanda kesiapan petani untuk menyambut musim tanam yang akan datang bersamaan dengan turunnya hujan secara rutin.
Menurut Widhi, pencapaian retribusi yang ada tidak terlepas dari dukungan pelaku usaha pala.
“Keberhasilan ini adalah wujud partisipasi aktif para petani dan pedagang pala. Mereka patut diapresiasi karena turut memberikan kontribusi nyata bagi daerah,” tuturnya.
Dengan kontribusi yang terus mengalir, retribusi pala diharapkan tidak hanya menjadi sumber pendanaan pembangunan daerah, tetapi juga instrumen penguatan tata kelola komoditas unggulan Fakfak.
“Kami berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan budidaya, menjaga kualitas produk, sekaligus memperluas promosi pala Fakfak ke pasar nasional bahkan internasional,” pungkas Widhi. (TU.01)